Menjalani KKN di RW 13 dan 14 Dusun Gajihan adalah pengalaman yang sangat membekas bagi saya secara pribadi. Masyarakatnya memiliki semangat kebersamaan yang begitu kuat, membuat kami para mahasiswa merasa diterima bukan sekadar sebagai tamu, tapi seperti bagian dari mereka sendiri. Setiap hari selalu ada interaksi yang hangat, entah itu dari sapaan anak-anak yang berlarian di depan posko, anak-anak yang antusias belajar dan bermain Bersama kami, hingga warga yang antusias membantu mendukung program kerja kami. Di balik kesederhanaan lingkungan RW 13 dan 14, saya justru banyak belajar tentang arti kebersamaan yang sebenarnya.
Selama hari-hari saya di RW 13 & 14, ada banyak momen kecil yang diam-diam mengubah cara saya memandang kehidupan. Saya melihat bagaimana warga saling membantu tanpa diminta, seperti menemani lansia duduk di sore hari. Kehangatan seperti itu terasa alami, tidak dibuat-buat, dan justru memberi pelajaran tentang arti kepedulian yang tulus. Saya belajar bahwa membangun masyarakat bukan selalu tentang proyek besar, tapi dimulai dari hal-hal sederhana: menyapa lebih dulu, mendengarkan lebih lama, dan hadir sepenuh hati dalam kebersamaan yang apa adanya. RW 13 & 14 bukan hanya tempat kami mengabdi, tapi cermin dari kehidupan yang lebih manusiawi (Nabila Rifki Azizah).
Selama tinggal di RW 13 & 14 Dusun Gajihan, saya merasakan sendiri ketenangan sekaligus kedekatan sosial yang jarang saya temui sebelumnya. Setiap pagi saya disambut dengan sapaan hangat dari warga yang melintas di depan posko, dan anak-anak yang selalu ceria bermain di halaman depan posko. Meski kami datang sebagai pendatang, warga RW 13 & 14 menerima kami dengan tangan terbuka, bahkan menganggap kami seperti keluarga sendiri. Dari cara mereka menyambut, membantu, dan terlibat dalam kegiatan, saya belajar bahwa kebersamaan justru menjadi kekuatan utama dalam membangun rasa saling percaya.
Yang paling berkesan bagi saya adalah hubungan antargenerasi yang begitu akrab di RW 13 & 14. Para orang tua begitu dekat dengan anak-anak, dan remaja-remajanya tumbuh dalam lingkungan yang menghargai nilai kebersamaan. Saya banyak berbincang dengan ibu-ibu di teras rumah mereka, membicarakan kehidupan sehari-hari, harapan mereka untuk masa depan anak-anak, serta tantangan yang mereka hadapi sebagai perempuan di lingkungan desa. Dari sana, saya menyadari bahwa setiap orang di RW 13 & 14 punya peran penting dalam menjaga keharmonisan dusun ini dan sebagai mahasiswa KKN, kehadiran kami bukan untuk mengubah apa-apa, melainkan untuk menyatu, belajar, dan tumbuh bersama mereka (Dea Thania Nurun N)
Dukuh Gajihan, Desa Pandes, Kecamatan Wedi memberikan kesan yang begitu mendalam sejak hari pertama kami menginjakkan kaki di sana. Terletak di lingkungan yang asri dan tenang, Desa Pandes menawarkan suasana pedesaan yang menyejukkan, jauh dari hiruk pikuk kota. Lanskap persawahan yang luas, udara segar setiap pagi, dan suara burung yang bersahutan menjadi latar keseharian yang menenangkan jiwa. Namun, yang paling membekas dari desa ini bukan hanya keindahan alamnya, tetapi juga keramahan dan keterbukaan warganya terkhususnya warga RW 13 dan RW 14. Warga Dukuh Gajihan RW 13-14 Desa Pandes sangat bersahaja, mudah diajak bekerja sama, dan antusias terlibat dalam berbagai kegiatan. Mereka tak segan berbagi ilmu, cerita, bahkan makanan desa yang menjadi pengalaman baru bagi kami. Ada semangat gotong royong yang masih sangat kuat di tengah masyarakat, sesuatu yang semakin langka di tengah kehidupan modern saat ini.
Selama 35 hari berada di Dukuh Gajihan RW 13-14 Desa Pandes, kami tidak hanya merasa sebagai tamu atau pendatang, tetapi benar-benar diterima sebagai bagian dari keluarga besar desa. Setiap interaksi, baik dengan aparat desa, pemuda karang taruna, ibu-ibu PKK, hingga para lansia, selalu membawa nilai dan pelajaran yang berharga. Melalui berbagai program kerja, kami juga semakin mengenal potensi dan kekayaan lokal yang dimiliki desa ini mulai dari kearifan budaya, kekompakan komunitas desa. Meski berada di daerah yang terbilang sederhana, Desa Pandes menyimpan kekuatan luar biasa dalam semangat dan solidaritas warganya. Kami pulang dengan rasa haru dan syukur karena pernah menjadi bagian dari kehidupan mereka, walau hanya sejenak. Desa ini bukan hanya menjadi tempat pengabdian, tetapi juga ruang belajar kehidupan yang sesungguhnya (M. Zidan Alim).
Banyak hal yang kami alami selama mengabdi di masyarakat Dukuh Gajihan, Desa Pandes, Kecamatan Wedi. Perasaan pahit serta manisnya pembelajaran yang kami dapatkan kami syukuri. Kami berjumpa dan beramah tamah dengan berbagai usia; mulai dari kegiatan lansia, bapak-bapak, ibu-ibu, hingga karang taruna sebagai wadah kumpulan para pemuda, anak-anak TPA, hingga balita. Uniknya, kami dijadikan sosok tamu yang dinantikan kehadirannya. Selain berterima kasih, kami juga merasa malu karena keilmuan kami yang tidak seberapa, namun diharapkan dapat meninggalkan bekas pembelajaran atau perubahan di masyarakat ini. Potensi-potensi yang kami jumpai menjadi catatan bagi para pemangku kebijakan desa. Misalnya, pemolesan bakat dan minat anak-anak TPA, pemberian ruang diskusi yang interaktif serta aman dari penghakiman sepihak bagi para pemuda merupakan salah satu gagasan solusi yang dapat dipertimbangkan. Mereka lahir membawa perubahan bagi generasi ini. Tugas orang dewasa maupun orang tua bukanlah menjadi tempat penghakiman bagi mereka, melainkan mengarahkan, membimbing, serta memberikan fasilitas yang tepat, bukan sekadar cepat atau mewah.
Orang tua hendaknya lebih banyak mencontohkan kebijaksanaan yang seharusnya ada di masyarakat, seperti merendahkan egoisme dan mengedepankan rukun serta gotong royong. Karena tanpa disadari, korban dari ketidakrukunan orang dewasa maupun orang tua adalah anak-anak dan para pemuda yang potensi demografisnya sangat besar. Anak-anak akan bermain peran dengan maksimal apabila diberikan ruang dan tempat untuk menampilkan peran mereka, bukan sekadar didikte atau dihakimi atas ketidakmampuan mereka. Kadangkala, mereka hanya butuh tempat untuk meminta bimbingan serta menjadi tempat bersandar ketika lelah, karena besok pagi mereka siap bangun,berenergi dan bergerak lagi (Rahma Melati).
Selama KKN di Desa Pandes, saya mendapatkan banyak pengalaman berharga dan pelajaran hidup yang tidak saya dapatkan di bangku kuliah. Kerjasama dan kekompakan warga sangat menginspirasi kami. Saya juga bangga bisa berkontribusi melalui program kerja yang kami jalankan bersama masyarakat desa. Semoga program kerja yang telah kami laksanakan dapat memberikan manfaat jangka panjang untuk kemajuan desa ini.
Keberhasilan bukanlah tujuan akhir, melainkan proses belajar dan berbagi yang kita jalani bersama. Terimakasih Desa Pandes, atas kesempatan dan persahabatan yang tak ternilai (Ika Devi Fatkhul R).
Desa Pandes memiliki potensi yang besar untuk berkembang dan menjadi contoh bagi desa-desa lain, masyarakat nya yang ramah dan mengayomi, menjadi kenangan indah yang tidak akan pernah kami lupakan.
Pesan dari kami, semoga Desa Pandes terus berkembang dan menjadi tempat yang lebih baik untuk hidup dan beraktivitas (Happy Kusuma Firdausi).
Perjalanan pengabdian selama 35 hari di Di dukuh Gajihan, Pandes telah usai. Banyak kegiatan kemasyarakatan yang telah saya ikuti, mulai dari kegiatan TPA, Outbond, PKK, Posyandu, Tirakatan, Pengajian hingga seru-seruan membuat cilok bersama anak-anak TPA dan masih banyak lagi. Disini saya belajar banyak tentang bagaimana dunia bekerja, terutama di Desa. Masyarakat nya yang kompak, semangat, dan solidaritas yang sangat kuat terlihat di setiap diri masyarakat nya. Ibu-ibu yang ramah dan anak-anak yang ceria membuat saya semangat menjalani hari demi hari disini.
Desa ini memberikan saya banyak inspirasi, motivasi, dan semangat baru untuk kembali ke masyarakat. Karena sejatinya, disanalah saya akan bertumbuh dan bermanfaat. Semoga selepas ini, desa Pandes semakin maju dan makmur seperti slogan nya Pandes Mentes. Terimakasih desa Pandes, atas cerita indah nya. Pasti akan selalu saya kenang, sebagai cerita indah di hidup saya yang akan kembali saya ceritakan pada keluarga, anak, cucu saya di kemudian hari (Wanda Maharani).
Desa Pandes adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Desa ini dikenal sebagai desa yang asri, dengan lingkungan yang masih kental akan nuansa pedesaan yang tenang dan harmonis. Hamparan sawah yang luas, udara yang segar, serta keramahan warganya menjadi ciri khas yang melekat pada Desa Pandes. Mayoritas penduduk Desa Pandes bermata pencaharian sebagai petani, perajin, serta pelaku usaha kecil yang sebagian besar masih dikelola secara tradisional. Kegiatan gotong royong, kenduri, dan tradisi lokal lainnya masih dijaga dengan baik sebagai bagian dari identitas sosial dan budaya masyarakat desa.
Meski sederhana, Desa Pandes memiliki potensi besar untuk berkembang, khususnya dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak-anak. Tantangan globalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut perhatian lebih terhadap perlindungan dan pemenuhan hak anak di desa. Melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN), kami mengusung tema “Rumah Ramah Anak”, sebuah konsep yang bertujuan menciptakan desa sebagai ruang aman, nyaman, dan mendukung bagi anak-anak. Program ini tidak hanya berfokus pada fasilitas fisik, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya perlindungan anak, hak-hak anak, serta memberikan ruang kreativitas bagi anak-anak desa untuk berkembang sesuai potensi mereka.
Desa Pandes bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga rumah pertama bagi anak-anak mengenal nilai moral, budaya, dan pendidikan. Melalui sinergi antara mahasiswa KKN dan masyarakat, Desa Pandes diharapkan mampu menjadi contoh desa yang mendukung terwujudnya lingkungan yang ramah anak, baik secara fisik, sosial, maupun emosional. Dengan semangat kebersamaan dan gotong royong, Desa Pandes melangkah menuju masa depan yang lebih baik, menjadi rumah yang aman, nyaman, dan penuh cinta bagi generasi penerusnya (Zulfaa Alfisyar).
Terima kasih Desa Pandes!
Semua momen yang kami lalui bersama di desa ini, mulai dari kegiatan program kerja, gotong royong, hingga obrolan-obrolan ringan bersama warga masyarakat akan selalu menjadi kenangan manis yang akan kami simpan di hati. Pengalaman berharga yang kami dapatkan di desa ini, sangat bermanfaat bagi kami untuk menapaki masa depan dan belajar menjadi pribadi yang lebih baik.
Tentu saja saya akan selalu ingat dengan Pandes. Lewat jajanan Tape Goreng Angkringan HIG Aidan, saya jatuh cinta. Setiap kali kupergi kesana, saya selalu memilih tape goreng untuk mengganjal isi perutku dikala lapar melanda. Terima kasih, sudah membuat Tape Goreng Se nikmat ini!
Saya akan selalu ingat desa tempatku KKN, karena pada hari dimana peristiwa yang mustahil kupikirkan di benakku. Waktu itu, 23 Juni saya berpamitan dengan beliau untuk melaksanakan kegiatan KKN di Desa Pandes, dan pada 14 Juli beliau gantian berpamitan untuk selamanya.
Rasanya baru kemarin kami diterjunkan disini, dengan hati penuh harap. Karena waktu, kita bisa dipertemukan, dan karena waktu jugalah kita berpisah. Tidak apa-apa, memang adanya pertemuan itu pasti ada juga perpisahan. Namun, bukan berarti kami melupakan desa ini, momen-momen yang kami bentuk bersama warga desa akan selalu menyatukan kami.
Sampai jumpa Desa Pandes! Jalinan silaturahmi yang kami bentuk dengan warga masyarakat, semoga tidak terputus sampai disini saja. Semoga Desa Pandes senantiasa diberkahi, semakin maju, dan sejahtera. Aamiin (Hasbullah Salim Galih).
Selama menjalani KKN di Desa Pandes, banyak hal yang saya pelajari, mulai dari membangun komunikasi dengan masyarakat hingga bekerja sama dalam tim. Warga desa yang ramah dan penuh semangat membuat setiap kegiatan terasa lebih mudah dan menyenangkan. Kami disambut dengan tangan terbuka, diberi kepercayaan untuk menjalankan program, dan diajak ikut merasakan kehidupan masyarakat secara langsung. Setiap interaksi, baik dengan anak-anak, ibu-ibu, maupun perangkat desa, memberikan kesan yang hangat dan tulus. Pengalaman ini bukan hanya tentang pengabdian, tapi juga tentang tumbuh bersama dan belajar menjadi lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Terima kasih Desa Pandes, telah menjadi rumah kedua selama saya belajar dan mengabdi (Reni Meimuri).
Selama menjalani Kuliah Kerja Nyata di Desa Pandes, Klaten, kami mendapatkan pengalaman yang sangat berharga. Kehangatan dan keramahan masyarakat membuat kami merasa diterima seperti keluarga sendiri. Kegiatan yang kami lakukan, mulai dari penyuluhan, kerja bakti, hingga program pemberdayaan masyarakat, tidak hanya mempererat hubungan kami dengan warga, tetapi juga membuka wawasan kami tentang pentingnya keterlibatan langsung di tengah masyarakat. Desa Pandes memberikan ruang belajar yang nyata bagi kami untuk mengasah kepedulian sosial, tanggung jawab, serta kemampuan bekerja dalam tim.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh warga Desa Pandes, perangkat desa, dan pihak-pihak yang telah mendukung kelancaran kegiatan KKN ini. Harapan kami, program-program yang telah dijalankan dapat memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat desa. Semoga tali silaturahmi yang telah terjalin dapat terus terjaga, dan Desa Pandes terus berkembang menjadi desa yang mandiri, sejahtera, dan berdaya. Pengalaman KKN ini akan selalu menjadi kenangan yang tak terlupakan dalam perjalanan kami sebagai mahasiswa (Aisyah Jihan Nabila).
Selama KKN di Desa Pandes, Mentes, Klaten, kami merasakan kehangatan luar biasa dan keramahan warga yang sungguh menyentuh hati, di mana pengalaman terjun langsung dalam kegiatan desa mulai dari pendampingan edukasi anak, gotong royong perbaikan infrastruktur, hingga diskusi dengan kelompok tani memberikan pemahaman autentik tentang kehidupan pedesaan yang penuh semangat kebersamaan dan kearifan lokal. Melalui momen berharga ini, kami berharap program yang telah diinisiasi (seperti edukasi kesehatan, pelatihan digital UMKM, atau perbaikan sarana umum) dapat dikembangkan secara berkelanjutan oleh warga dan pemerintah desa, sekaligus berpesan kepada adik-adik KKN selanjutnya agar menjadi pendengar yang baik, terlibat tulus dalam setiap kegiatan warga, dan belajar dari kearifan lokal mereka, dengan ucapan terima kasih tak terhingga atas kerjasama dan bimbingan masyarakat Desa Pandes serta doa semoga desa ini semakin maju dan sejahtera tanpa kehilangan nilai kebersamaan dan kelestarian alamnya (Valentina Febicahaya P).